Model - Abdurrahman

Model - Abdurrahman



JAWABAN FINAL TEST (TAKE HOME)
NAMA                        : ABDURRAHMAN
NIM                            : 1502521585
MATA KULIAH        : MODEL PEMBELAJARAN PAI
PRODI                        : S2 PAI PASCASARJANA IAIN ANTASARI
DOSEN PENGASUH :Dr. Hj. SALAMAH, M.Pd

Model - Ahmad Indera Bayu

Model - Ahmad Indera Bayu



JAWABAN FINAL TEST (TAKE HOME)

MATA KULIAH                  : MODEL PEMBELAJARAN PAI
PRODI                                   : S2 PAI PASCASARJANA IAIN ANTASARI
DOSEN PENGASUH           : Dr. Hj. Salamah, M. Pd
OLEH                                     : Ahmad Indera Bayu, S.Pd.I
NIM                                        : 1502521495

Model - Ahmad Afif Ridhani

Model - Ahmad Afif Ridhani




1.      Maksud dari pernyataan tersebut adalah  tentng pentingnya pembelajaran PAI bagi peserta didik, terlebih khusus kepada anak kecil, karena dari kecil sudah harus dibina dalam agama, maka pembelajaran pai sangat penting dan sangatlah diharapkan dapat bertahan karena melihat situasi zaman sekarang, dapat mempengaruhi baik dari lingkungan keluarga,
Model - Fauziannor

Model - Fauziannor




1.      Jawab: Pernyataan pada soal yang pertama adalah tentang betapa pentingnya kajian model pembelajaran PAI dalam ranah pembelajaran masa kini, agar dapat mengembangkan kualitas manusia sekarang dan akan datang. Karena pembelajaran PAI adalah jantungnya pendidikan di Indonesia. Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Saibany mengatakan bahwa kegunaan dan manfaat model pembelajaran Islam adalah sebagai berikut 
Model - Bahrul

Model - Bahrul

Nama: Bahrul Ilmi
NIM  : 1502521485
Prodi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Jawab:
1.  Pernyataan di atas menjelaskan tentang pentingnya Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam)  sebagai jantungnya pendidikan di Indonesia dalam mengembangkan kualitas manusia di masa mendatang, sehingga dalam mewujudkan itu perlu adanya kajian model pembelajaran PAI untuk mengembangkan proses pembelajaran PAI tersebut.
Model - Muhammad Rafi'e

Model - Muhammad Rafi'e



Nama  : Muhammad Rafi’e, S.Pd.I
NIM    : 1502521483
1.      Jelaskan arti pertanyaan di atas!
Jadi Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Model - Marzuki

Model - Marzuki


Nama   : Marzuki, S.Pd.I

Nim     : 1502521478

Lokal   : 2 PAI B



Soal Final Test

MODEL PEMBELAJARAN PAI

Dr. Hj. Salamah, M.Pd



1.      Pernyataan tersebut menurut pemahaman penulis adalah  tentang pentingnya pembelajaran PAI bagi peserta didik, pada hakikatnya pembelajaran PAI itu menghendaki terjadinya perkembangan dan kemajuan manusia pada umumnya, yang mampu menjadikan para peserta didik menjadi warga yang cerdas, jujur, kompeten, berakhlak mulia dan memiliki iman dan takwa. terlebih khusus kepada anak kecil, karena dari kecil sudah harus dibina dalam agama, maka pembelajaran PAI sangat penting dan sangatlah diharapkan dapat bertahan karena melihat situasi zaman sekarang, dapat mempengaruhi baik dari lingkungan keluarga, masyarakat dan di sekolah. sehingga diharapkan generasi muda dari usia dini bisa menjadi  warga negara yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, produktif serta kretatif. Tetapi dilain pihak adanya kesulitan bagi pendidik, seperti kemampuan guru, karakteristik kurikulum, sarana dan fasilitas, serta kebijakan lainnya yang tak mendukung. maka dari itu fungsi dari model pembelajaran PAI dapat setidaknya memberikan visi, cara , dan inovasi lainnya dalam proses pembelajaran PAI. Dengan dukungan model pembelajaran yang tepat diharapkan mampu mengatasi masalah kualitas manusia Indonesia yang belum tercapai sepenuhnya sesuai dengan tujuan nasional.



2.      Ada dua macam model menurut para ahli

a.       model desain bentuknya seperti rpp, silabus dll, PPSI (kurikulum yang berorintasi pada materi) (pengembangan dan pelayanan sistem intruksional) model pemprosesan informasi, misalnya oalah kognitif dan termasuk kuntruktifis.

b.      model proses , adalah kegiatan pembelajaran dll, interaksi sosial(tatap muka, teori respondesi sosial, kooperatif(kerjasama dengan individu yg lainnya.

Adapun rumpun model :

1.    Interaksi sosial:

a.       Penentuan Kelompok (Herbert Telen & John Dewey): perkembangan keterampilan untuk partisipasi dalam proses sosial demokratis melalui penekanan yang dikombinasikan pada keterampilan-keterampilan antar pribadi (kelompok) dan keterampilan-keterampilan penentuan akademik.

b.      Inkuiri sosial (Byron Massialas & Benjamin Cox): pemecahan masalah sosial, terutama melalui penemuan sosial dan penalaran logis.

c.       Metode laboratori (Bethel Maine): perkembangan keterampilan antar pribadi dan kelompok melalui kesadaran dan keluwesan pribadi.

d.      Jurisprudensial (Donald Oliver & James P. Shaver): dirancang terutama untuk mengajarkan kerangka acuan yurisprudensial sebagai cara berpikir dan penyelesaian isu-isu sosial.

2.    Pemrosesan Informasi

a.       Model Berpikir Induktif (Hilda Taba): dirancang untuk pengembangan proses mental induktif dan penalaran akademik/pembentukan teori.

b.      Model Latihan Inkuiri (Richard Suchman): pemecahan masalah social, terutama melalui penemuan sosial dan penalaran logis.

c.       Inkuiri Ilmiah (Joseph. J. Cshwab): dirancang untuk mengajar system penelitian dari suatu disiplin, tetapi juga diharapkan untuk mempunyai efek dalam kawasan-kawasan lain.

d.      Penemuan Konsep (Jerome Bruner): dirancang terutama untuk mengembangkan penalaran induktif, juga untuk perkembangan dan analisis konsep.

3.    Personal

a.       Pengajaran Non-Direktif (Carl Rogers): penekanan pada pembentukan kemampuan untuk perkembangan pribadi dalam arti kesadaran diri, pemahaman diri, kemandirian, dan konsep diri.

b.      Latihan Kesadaran (Firtz Perls Willian Schultz): meningkatkan kemampuan seseorang untuk eksplorasi diri dan kesadaran diri.

c.       Sinektik (William Gordon): perkembangan pribadi dalam kreativitas dan pemecahan masalah kreatif.

d.      Sistem-sistem Konseptual (David Hunt): dirancang untuk meningkatkan kekompleksan dan keluwesan pribadi.




4.    Modifikasi Tingkah Laku

a.       Manajemen kontingensi (B.F. Skinner): fakta-fakta, konsep, keterampilan.

b.      Kontrol Diri (B.F. Skinner): perilaku/keterampilan sosial.

c.       Relaksasi (santai) (Rimm & Masters Wolpe): tujuan-tujuan pribadi (mengurangi ketegangan dan kecemasan).

d.      Pengurangan Ketegangan (Rimm & Masters Wolpe): Mengalihkan kesantaian kepada kecemasan dalam situasi sosial.[1]

Nah dari uraian diatas dapat penulis simpulkan, bahwa dengan model-model pembelajaran ini diharapkan akan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar.  Dari beberapa model yang ada itu seorang pendidik dapat memilih sesuai kebutuhan dan yang cocok serta mudah dipahami oleh peserta didik.



3.      Landasan filosofis

Secara filosofis, bahwa manusia adalah makhluk berpikir yaitu dapat mengetahui, memahami, menggunakan, menganalisis, mensintesa dan mengevaluasi. Selain itu, manusia juga makhluk yang dapat menerima menyimpan, mengolah berbagai informasi dan memproduksinya kembali. Bahkan manusia itu mampu melahirkan gagasan dan pemikiran yang baru dengan cara memancing gagasan dan pemikirannya itu melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.[2] Contohnya: munculnya teori-teori belajar yang baru dan mode pembelajaran yang baru. Seperti model pembelajaran yang berpusat pada siswa, Itu menandakan para siswa tidak hanya selalu bergantung pada peran guru dalam proses pembelajaran, bahkan para siswa juga bisa belajar dari buku, jurnal ilmiah, internet dan sebagainya. Sehingga menandakan perkembangan pola pikir manusia yang semakin maju.



Landasan Psikologis

Secara psikologis, adanya berbagai potensi psikologis ini memungkinkan manusia untuk didorong belajar secara mandiri. Selain itu, adanya potensi psikologis ini, mengharuskan adanya pendidikan yang dapat membina manusia seutuhnya. Yaitu, manusia yang bukan hanya kognitifnya saja yang dibina, melainkan juga afektif dan psikomotoriknya, atau seluruh kecakapan yang dimilikinya. Contohnya: harus ada diselenggarakan atau dibangun sekolah-sekolah kejuruan dan sebagainya. Dari keadaan tersebut mengharuskan adanya pendidikan yang holistik. Serta pemilihan model pembelajaran yang relevan dengan kondisi jiwa si anak didik.



Landasan Sosiologis

Secara sosiologis, masyarakat saat ini semakin menuntut sebuah perlakuan dan pelayanan dalam segala bidang, termasuk bidang pendidikan yang makin adil, demokratis, transparan, cepat, tepat, dan menyenangkan. Selain itu, secara sosiologis manusia adalah makhluk yang membutuhkan interaksi dan sosialisasi dengan manusia lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga berimplikasi terhadap pengembangan teori belajar dan mode pembelajaran.[3] Contohnya: dalam proses belajar tersebut tidak hanya didapatkan dari kalangan mampu saja, melainkan dalam proses belajar tersebut dari kalangan kurang mampu pun juga bisa. Dalam artian pendidikan dan cara belajar yang sama.

Nah dengan demikian, pengembangan teori pendidikan dan pengembangan teori belajar serta model pembelajaran tidak terlepas dari peran penting dari landasan filosofis, psikologis dan sosiologis.



4.      Kalau menurut penulis model yang tepat untuk mengembangkan pembelajaran PAI pada Madrasah di Indonesia adalah Model Behavior, yakni model pembelajaran dengan penanaman nilai-nilai terhadap peserta didik melalui cara pembiasaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Mawardi model yang tepat dalam mengembangkan pembelajaran PAI di Madrasah adalah Model Pembelajaran Nilai.[4] Model pembelajaran nilai didasarkan pada pengembangan afektif dan nilai-nilai komprehensif. Afektif atau sikap merupakan refleksi dari nilai (value) yang sulit diukur, karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam. Nilai berhubungan dengan pandangan seseorang tentang baik dan buruk, indah dan tidak indah, layak dan tidak layak, adil dan tidak adil, dan lain sebagainya.[5] Model pembelajaran berbasis nilai dianggap tepat karena merupakan suatu model penanaman nilai kepada peserta didik yang diharapkan dapat berperilaku sesuai dengan pandangan agama islam.



5.      Perbedaan model kooperatif, integrated, berbasis masalah, dan inquiri:

a.       Model kooperatif adalah pembelajaran yang lebih menekankan kerjasama di antara peserta didik di kelas.

b.      Model integrated adalah system pembelajaran yang berpusat pada anak, proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, serta pemisahan antar bidang studi yang tidak terlihat jelas.

c.       Model berbasis masalah adalah pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah yang melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat pada peserta didik, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri .

d.      Model Inquiry adalah satu model pembelajaran yang dikemas sedemikian rupa agar peserta didik mampu menemukan pengetahuan atau konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran tertentu secara mandiri melalui berbagai fenomena yang dipelajari.



Persamaaan model kooperatif, integrated, berbasis masalah, dan inquiri:

Adalah sama-sama berpusat pada siswa (student-centered approaches).



6.      Menurut penulis, Desain Pembelajaran Brigs. Desain pembelajaran ini merupakan sebuah desain pembelajaran yang memiliki ciri utama yakni tenaga pendidik yang memiliki fungsi instruksional dalam sebuah kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran ini pada umumnya adalah merupakan sebuah sistem pembelajaran yang memiliki tujuan untuk menyelaraskan komponen pembelajaran yang terdapat di dalamnya seperti tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran agama Islam, strategi yang digunakan oleh tenaga pendidik dalam memberikan materi pembelajaran pendidikan agama Islam serta upaya melakukan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran PAI yang telah dilaksanakan. Desain pembelajaran Kemp. Desain pembelajaran PAI yang dikembangkan oleh Kemp merupakan sebuah desain pembelajaran siklus yang mana tersusun dalam sebuah sistem dan terdiri dari beberapa komponen pembelajaran yang saling berkaitan. Di antaranya komponen pembelajaran ini adalah hasil yang ingin dikehendaki, analisis tes, tujuan khusus kegiatan belajar dan lain sebagainya yang masing-masing saling berkaitan membentuk sebuah siklus. Model Gerlach dan Ely dalam kegiatan pembelajaran PAI. Model pembelajaran yang satu ini memiliki ciri utama sebagai suatu sistem yang mengembangkan perencanaan pembelajaran. Di antaranya beberapa hal yang diperhatikan dalam desain pembelajaran ini adalah tujuan instruksional, materi pembelajaran, kemampuan awal yang dimiliki oleh para peserta didik, serta teknik dan strategi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.



7.      Kriteria penetapan isi pembelajaran di antaranya meliputi:

Memiliki pendekatan pembelajaran.

Memiliki strategi pembelajaran.

Memiliki metode pembelajaran.

Memiliki teknik pembelajaran.

Memiliki taktik pembelajaran.

Memiliki model pembelajaran.



Yang harus mampu mengembangkan aqidah sebagai landasan keberagamaan siswa dalam meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia, mengembangkan konsep keterpaduan antara ketercapaian kemampuan yang bersifat kognitif, afektif, maupun psikomotorik. PAI bukan hanya bersifat hafalan, melainkan juga praktik dan amalan, harus mampu mengajarkan agama sebagai landasan dasar dan inspirasi siswa untuk mengembangkan bidang keilmuan dari semua matapelajaran dan bahkan kajian yang diajarkan sekolah, PAI harus dapat menjadi landasan moral dan etika sosial dalam kehidupan sehari-hari siswa.



8.      Hakikat pendidikan karakter tidak bisa dilepaskan dari proses pendidikan itu sendiri. Pengertian pendidikan seperti yang tersirat dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 adalah “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyaraka,t bangsa dan negara.

Proses pendidikan tidak bisa lepas dari tujuan-tujuan pembentukan karakter peserta didik sebagaimana tersurat dalam konsep-konsep tujuan pendidikan nasional, yakni: memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia.[6] Dalam perpektif agama islam, lingkup pendidikan karakter dilakukan dengan melibatkan tiga potensi dasar yang dimiliki oleh manusia, yaitu’aqal, qalbu, dan nafs. Serta ada beberapa ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan pendidikan akhlak; Ar-Rum: 30:

óOÏ%r'sù y7ygô_ur ÈûïÏe$#Ï9 $ZÿÏZym 4 |NtôÜÏù «!$# ÓÉL©9$# tsÜsù }¨$¨Z9$# $pköŽn=tæ 4 Ÿw Ÿ@ƒÏö7s? È,ù=yÜÏ9 «!$# 4 šÏ9ºsŒ ÚúïÏe$!$# ÞOÍhŠs)ø9$#  ÆÅ3»s9ur uŽsYò2r& Ĩ$¨Z9$# Ÿw tbqßJn=ôètƒ ÇÌÉÈ  

Artinya:

Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.



, An-Nahl: 125-126:

äí÷Š$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4 ¨bÎ) y7­/u uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î6y ( uqèdur ÞOn=ôãr& tûïÏtGôgßJø9$$Î/ ÇÊËÎÈ   ÷bÎ)ur óOçGö6s%%tæ (#qç7Ï%$yèsù È@÷VÏJÎ/ $tB OçFö6Ï%qãã ¾ÏmÎ/ ( ûÈõs9ur ÷Län÷Žy9|¹ uqßgs9 ׎öyz šúïÎŽÉ9»¢Á=Ïj9 ÇÊËÏÈ  

Artinya:

125. serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

126. dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan Balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu akan tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.




9.      Pada dasarnya dari materi PAI yang mencakup aspek kajian Aqidah Akhlak, Fiqih, Qur’an Hadits, dan Sejarah Islam. Itu bisa menyesuaikan dengan desain model pembelajaran yang ada dan yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.[7] Dari kutipan diatas, penulis berpendapat bahwa mata pelajaran PAI juga memiliki rumpun ilmu yang terpisah. Dengan demikian karakteristik, pun juga berbeda, begitu pula dengan desain dan model pembelajaran yang disajikan juga sudah pasti berbeda.



[1] Rusman, MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), hal. 138-144
[2] Amelie Oksenberg Rorty, (ed.), Philosopehers on Education New Historical Perspectives, (London and New York: Routledge, 1988),  Hal. 10
[3] Jurnal Tarbiya Vol. 1, No. 1, Abuddin Nata & Ahmad Sofyan, Pengembangan Desain Model Pembelajaran PAI Berbasis Karakter Mulia Yang Holistik, Humanis, Emansipatoris, dan Efektif, Juni 2014.
[4] Imam Mawardi, Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan Life Skills Peserta Didik, (Bandung: Disertasi UPI, 2012).
[5] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed. I., (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 274
[6] Sukadi,  “Pendidikan Karakter Bangsa Berideologi Pancasila”, dalam Budimansyah, D dan Kokom Komalasari (ed). Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya Membina Kepribadian Bangsa. (Bandung: Wijaya Aksara, 2011), hal. 97.
[7] Hidayat, Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berorientasi Pengembangan Karakter Bangsa, Jurnal el-Hikmah Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2013.